Kebersihan Digital atau Digital Hygiene menjadi istilah umum untuk mendeskripsikan kebersihan yang mencakup banyak perilaku digital setiap orang. Mulai dari hal yang sederhana semisal mengatur ikon-ikon di desktop, struktur folder setiap file, membersihkan file sampah dan kemungkinan malware dan virus, hingga penggunaan password dan keamanan jaringan ketika berselancar di dunia maya.
Munculnya istilah Kebersihan Digital adalah dalam rangka menyamakan semangat rutinitas yang waspada dan sadar dalam konteks keamanan di dunia siber di setiap hari (day-to-day) sama halnya dengan kebersihan personal yang kita lakukan. Jadi jelas ya mengapa disebut kebersihan digital. Ini sama kaitannya dengan bersih mencuci tangan bebas kuman, di Internet, bersih mengamankan diri saat online juga berusaha membebaskan dari incaran penjahat.
Arti Kebersihan Digital
Istilah Kebersihan digital juga kadang sama dengan istilah lain terkait yaitu kebersihan siber (cyber hygiene), keamanan digital (digital security), kesadaran keamanan siber (cyber security awareness), internet sehat/aman (internet safety) dan lainnya yang intinya merupakan pedoman keamanan dalam perilaku ketika terkoneksi dan berada di dunia digital –yang setiap orang tidak dapat hindari saat ini.
Jadi, kebersihan digital merupakan praktik keamanan dan kenyamanan dalam interaksi dan identitas Anda di dunia digital. Bagaimana kita mengelola kehidupan digital (digital life management) yang produktif dan memproteksi diri dari kemungkinan tindakan yang berdampak merugikan kita baik secara daring (online) maupun laring (offline).
Kebersihan digital (kadang disebut juga kesehatan digital) juga proteksi simpel namun penting sebagai garis pertahanan awal untuk melawan ancaman digital (digital threats) yang terus berkembang. Surel (email) yang membahayakan penerima, rekayasa sosial (social engineering), pengelabuan, pelecehan siber, peretasan akun dan pencurian data pribadi mengintai setiap saat.
Nasabah Bijak yang Bersih Digital
Dalam kaitannya dengan perbankan, wah, ini menjadi salah satu pintu masuk yang rentan kejahatan. Untuk itu, menjadi nasabah bijak berarti menjaga kebersihan digital dalam hal misalnya transaksi perbankan.
Banyak cara misalnya dengan selalu bertransaksi mobile banking saat menggunakan koneksi jaringan dari ponsel sendiri, bukan dari wifi. Kemudian mengamankan komunikasi dengan menggunakan koneksi VPN, dan menjaga keamanan ponsel dengan penguncian ponsel. Ini bagian dari kebersihan digital.
Beberapa contoh dampak lain karena “tidak bersihnya” perilaku digital (tidak higienis) misalnya adanya kebocoran data pribadi yang tak kita sengaja, penjebolan akun di media sosial dan email yang berdampak kepada upaya penipuan maupun kesengajaan pihak tertentu yang menerobos masuk ke data pribadi dan keamanan di sistem perangkat yang kita miliki.
Hal ini disebabkan beberapa hal. Adanya celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas, teknik phising (memancing korban untuk teledor dan menyerahkan informasi data pribadinya, juga biasanya melakukan social engineering/rekayasa sosial) maupun dalam bentuk piranti lunak (aplikasi) yang ditanam di perangkat gawai korban tanpa sepengetahuan.
Untuk itu, dalam transaksi perbankan, nasabah bijak adalah mereka yang juga terliterasi dalam melakukan transaksi dan mengamankan akun perbankannya dengan melakukan kebersihan digital.
Kejahatan Siber dan Malware Mengintai Transaksi
Nasabah yang bijak juga menyadari di ponsel, banyak sekali potensi serangan siber (cyber attack) yang dilakukan pihak yang biasanya menginginkan keuntungan ekonomi dengan tindakan ilegal. Yang paling sering dan terkait kebersihan digital pada perangkat kita adalah masuknya beragam Malware dan sejenisnya.
Malware adalah kependekan dari Malicious Sofware (peranti lunak berbahaya). Istilah malware digunakan untuk menggambarkan suatu program atau script yang dicurigai bisa mengekspoitasi komputer atau informasi penting di dalamnya. Termasuk juga untuk menggambarkan program atau script yang bersifat berbahaya, merusak, mengganggu, mengusik, dan mencurigakan.
Beberapa sumber penyebaran dari malware adalah :
- Removable media. Seperti USB flashdisk, media storage R/W Media penyimpanan eksternal yang dapat jadi tempat Malware menetap menjadikan media.
- Hubungan antara beberapa komputer secara langsung sangat memungkinkan suatu malware ikut berpindah saat terjadi pertukaran atau pengeksekusian suatu file/program yang mengandung malware.
- Situs web (internet). Sangat mungkin suatu situs sengaja di tanamkan suatu malware yang akan menginfeksi komputer-komputer yang mengaksesnya.
- Piranti lunak yang berkategori Freeware, Shareware atau bahkan Bajakan. Banyak sekali malware yang sengaja ditanamkan dalam suatu program yang disebarluaskan baik secara gratis atau “trial version” yang tentunya sudah tertanam malware didalamnya. Apalagi mengunduh aplikasi bajakan (crack) dari situs internet.
- Attachment pada Email, transferring file. Hampir semua jenis penyebaran malware akhir-akhir ini menggunakan email attachment dikarenakan semua pemakai jasa internet pastilah menggunakan email untuk berkomunikasi, file-file ini sengaja dibuat mencolok/menarik perhatian, bahkan seringkali memiliki ekstensi ganda pada penamaan filenya.
Dengan mengetahui dan mengantisipasi penyebaran Malware, nasabah bijak juga dapat menginformasikan ke rekan-rekan yang lain di lingkungan terkecil misalnya keluarga, sahabat dan kolega sebagai penyuluh digital yang memahami konsep dan penerapan kebersihan digital terutama dalam melakukan transaksi perbankan menggunakan medium Internet pada perangkat bergerak seperti ponsel dan laptop.
Cara Memelihara Kebersihan Digital
Ada beberapa tips untuk memelihara kebersihan digital.
-
Mengatur setting aplikasi
-
Menginstal software keamanan,
-
Menggunakan password yang aman,
-
Mengaktifkan 2FA (2 Factor Authentication)
-
Mengelola Konektivitas Nirkabel dengan mengaktifkan dan menonaktifkan jika sedang tidak diperlukan
-
Memproteksi penyimpanan (Internal, Eksternal, Awan) dan melakukan pencadangan berkala (backup)
-
Selalu update aplikasi dan sistem operasi
-
Pasang aplikasi pengamanan dan memanfaatkan fitur aplikasi kebersihan digital bawaan (pre-install atau approved) resmi dari gawai
-
Menghapus aplikasi mencurigakan dan tidak memasang aplikasi yang tidak resmi
-
Melakukan scanning pada saat terjadi aktivitas yang “aneh” misalnya hang dan panas berlebihan.
Demikian beberapa tips menjaga kebersihan digital bagi nasabah yang bijak dan dapat menjadi sarana mengedukasi orang lain sehingga dapat dikatakan, kamu merupakan penyuluh digital yang dapat menjadi contoh.
Menjaga kebersihan digital juga berarti upaya optimal dalam melindungi diri dari kejahatan siber yang semakin marak. Semoga dalam kaitannya dengan perbankan, bank di Indonesia pun melakukan pengamanan yang sama dari sisi penyedia layanan. Sehingga tidak hanya dari pengguna yang harus mengamankan data-datanya dan kebersihan digitalnya, namun bank harus menjaga keamanan transaksi dan aplikasi layanannya.
Sebagai contoh, BRI misalnya, menurut pengalaman saya hingga saat ini sebagai nasabah, BRI memiliki standar layanan perbankan yang memiliki standar keamanan yang baik. Maka dari dua sisi, perilaku bersih bertransaksi digital didukung oleh sistem keamanan yang terbaik sehingga pengalaman bertransaksi keuangan menjadi menyenangkan dan aman.