Tiga Cara Mudik Asyik Bogor-Palembang-Bogor (2)

https://www.unggulcenter.org/tiga-cara-mudik-asyik-bogor-palembang-bogor-2/

Setelah sebelumnya dipaparkan bagaimana mudik asyik dengan kendaraan pribadi, tulisan kedua ini membahas cara berikutnya, yaitu via “ngeteng” alias mudik pulang kampung memakai kendaraan umum. Apa saja? Kalau sampai ke rumah saya sih komplit, mulai ojek ke depan gang, angkot, bis, kapal, travel, kereta api juga becak hehe..

mudik model seperti ini persiapannya pertama kali tentu bukan booking tiket, akan tetapi merencanakan tas mana dan barang apa yang dibawa. Jangan terlalu banyak atau terlalu berat. Jika perlu, cukup 1 tas ransel. Sisanya tas/kantong besar berisi buah tangan dari bogor misalnya roti unyil, talas atau asinan. Serta beberapa penganan ringan untuk perjalanan, termasuk 1 botol air minum ukuran besar. Untuk persiapan ini, sebelumnya belanjalah ke minimarket atau supermarket. Beli/bawa juga perlengkapan kamar kecil seperti pasta gigi dan sikat gigi, sabun pembersih muka, dan kalau perlu sabun dan handuk kecil (handuk keringat). Di dalam ransel, jika membawa laptop, bungkus rapat dengan banyak pakaian/baju agar tidak terguncang dan berisiko rusak. Jangan membawa tas laptop, karena justru mengundang kejahatan. Siapkan earphone untuk hp atau walkman, karena katanya bisa “menangkal” hipnotis (masih dugaan) karena pendengar musik artinya konsentrasi di musik, sedangkan penghipnotis mengincar pemudik yang sering “bengong” dan “lugu”. Jadi, selain itu, mata harus selalu awas, pikiran fokus dan selalu “cool” :-). Bawa jaket untuk persiapan di kapal dan malam hari di kereta.

Setelah semua perlengkapan dan ransel siap, berangkat ke terminal Baranangsiang  jam 8 pagi dengan asumsi jam 9 atau setengah 10 sudah mendapatkan bus ke Merak. Cari bus ke merak, kalau beruntung bisa mendapatkan bus yang bagus, kalau tidak ya ndak apa-apa sebab bus ke merak biasanya berangkat 1 jam sekali. Ketimbang risiko menunggu lama, hantam saja. Beli koran untuk baca-baca, dan bawa juga koran bekas dari rumah. Nanti diperlukan di perjalanan.

Di perjalanan biasanya banyak mampir, terutama ke Tangerang dan Serang, Banten. Nah, setiap kali bus mampir, jangan TIDUR. Selalu waspada. Musik musik mungkin bisa membantu dengan dihidupkan. Tapi ingat, jangan sepanjang waktu perjalanan, hanya di titik-titik tertentu misal di perhentian bus di terminal, di kapal. Karena jaraknya biasanya 18-24 jam ke Palembang, khawatir handphone mati. Namun saya punya tips satu lagi. Matikan handphone, masukkan di dalam tas ransel bagian dalam, selesai. Tidak perlulah facebookan atau live update via twitter hehe…

Kemudian bus akan menuju ke Merak. Biasanya keluar tol merak sudah macet banget. Jika merasa sudah dekat, angkat pantat, turun dan jalan masuk ke Pelabuhan. Jangan nungguin bus masuk 1 jam lagi. Berjalan ke pelabuhan memang gerah dan panas. Bisanya sudah sekitar jam 2-3 an sore. Tapi jangan khawatir, “teman” banyak, rata2 banyak yg turun kalau macet. Kalau bukan pas mau lebaran sih lancar.

Beli tiket Kapal Feri atau Kapal Cepat terserah. Pertimbangannya, kapal feri lebih lama setengah jam, namun lebih murah. Kalau kapal cepat  lebih cepat setengah jam (ya iyalah) namun karena kapal kecil, biasanya deburan ombak kerasa banget. Namun di dalam lebih nyaman. Harganya juga lebih mahal dari ferry. Saran saya ferry saja karena tidak ada urgensinya mau buru-buru, padahal kalau ombak tinggi, di kapal cepat bisa mabok. Kedua, harga mahal dan kemungkinan penuh.  Di dalam ferry, setelah antri masuk, Anda bisa menuju ruang eksekutif kalau mau nyaman. Karena ada ruang khusus yang ber-AC. Kalau duit kurang, biasa, backpacker, nongkrong saja dulu diluar. Keluarkan Koran bekas dari tas, duduk. Yang merokok silakan merokok di geladak, yang ngga silakan baca buku hehe.. karena kalau utak atik hp untuk update status, biasanya gak ada sinyal. Nah, setelah agak lama misalnya setengah jam atau satu jam, bolehlah ditengok ruang eksekutif apakah petugas jaga sudah pergi. Kalau sudah tidak ada, masuk saja hihi.. tips mble’e.. tapi kalau di eksekutif  juga penuh ya duduk aja diluar. Ingat, pakai jaket tar masuk angin.

Setelah perjalanan dua jam, selamat datang di Sumatera, tepatnya di Pelabuhan Bakauheni. Sudah sampai? Belum. Turun kemudian keluar. Di luar banyak alternatif angkutan. Mau bis ke terminal Rajabasa terus naik lagi bis ke Palembang, atau naik mobil travel ke Stasiun Tanjung Karang. Nah, opsi pertama jangan diambil. Mengapa, karena kita sampai sore. Sedangkan Rajabasa terminal rawan kejahatan. Untuk opsi kedua, dengan travel. Travel ini biasanya namanya “TEGAS” dan mobilnya KIJANG. Kalau tidak salah kelas LSX atau LGX cuma dimodifikasi mesinnya sehingga minumnya Solar. Pilih TEGAS, sebab travel ini semua mobilnya kijang. Jangan mobil selain kijang, karena tenaganya kurang (biasanya carry atau apv), harganya harusnya lebih murah. Kecuali tidak ada alternatif lain sebab Anda tau-tau ke toilet untuk kencing nah pas kembali lagi ke pintu keluar semua travel penuh.

Naik travel ini biayanya kalau ngga salah Rp 30rb. Namun karena travel, jadi biasanya mengantar penumpang langsung ke rumah. Nah antisipasinya, Anda langsung bilang ke stasiun, sebab mereka akan mengerti harus mengantar sebelum jam 8 malam karena mengejar tiket kereta api ke Palembang. Jadi bisa diperhitungkan jarak dan prioritas. Jika beruntung, semua penumpang ke stasiun, Anda bisa tenang. Bisa-bisa jam 5 atau jam 4 sudah nyampe stasiun, dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam dari Bakauheni. Nah, kalau kecepatan sampai distasiun, Sholat (kalau belum) dan nongkrong di masjid dekat stasiun boleh. Sebab tiket biasanya buka setelah magrib. Alternatif lain adalah makan di kantin stasiun sebelah kanan, disana bapak yang punya baik. Biasanya suka membelikan tiket utk kita. Kita tinggal tunggu didalam. Nah, nanti kasih tips atau, biasanya, sudah di-mahal-kan sama dia, jadi tidak usah kasih tips. Yang penting kita tunjukan terimakasih dengan makan di kantin beliau.

Oya, saya lupa memberitahu, saat paling baik untuk sholat adalah di Pelabuhan Merak, ada masjid di dalam yang bagus, langsung dijamak atau di stasiun Tanjung Karang. Di masjid dekat stasiun sebab di dalam stasiun musholanya kurang bagus/layak. Untuk makan, saat terbaik adalah Pagi sebelum berangkat, dan sore di stasiun.Untuk sikat gigi bisa disempatkan di stasiun, sedangkan mandi, jangan dulu, kecuali mudik via kendaraan pribadi, bisa mandi di restoran Begadang IV.

Malam jam 9, kereta berangkat menuju Stasiun Kertapati Palembang. Biasanya ada tawaran makan juga, dengan harga agak mahal tapi tak mengapa kalau mau coba makan nasigoreng atau kopi. Ingat, di setiap kereta berhenti, jangan tidur! bangun dan perhatikan situasi. Seringkali banyak orang mengambil kesempatan. Tas ransel boleh taroh di bagasi atas, sedangkan tas-tas kecil taroh dibawah kaki.

Kereta yang berangkat malam adalah kereta Limex. Kereta ini punya gerbong makan, gerbong eksekutif dan bisnis. Jika musim mudik lebaran, biasanya ada kelas ekonomi. Bedanya, kelas eksekutif pakai ac dan ada televisi. Ya seperti ke jawa via gambir. Kelas bisnis, tempat duduk biasa tapi masih ada unsur jok dan bisa disetting tempat duduknya saling menghadap (biasanya kalau 4 orang semuanya keluarga) bisa juga geser menghadap punggung tempat duduk satunya. Kipas angin biasanya ada. Kelas ekonomi jarang sekali ada, namun jika ada, dia tempat duduknya permanen tdk bisa digeser2 dan bangkunya (terakhir saya coba) adalah bangku biasa, keras, tanpa jok.

Malam biasanya dapat bantal, namun seringkali malah tdk dapat karena ada yang maruk ambil bantal punya orang, jadi koran-koran bekas yang sudah disiapkan bisa jadi alas. biasanya menjelang tengah malam, banyak yang tidur dilantai. Entah berbayar atau tidak. Anda bisa juga tidur dilantai, terutama kalau sebelah Anda ibu-ibu silakan dia tidur di bangku anda memanjang. Anda tidur dilantai dengan alas koran. yang penting kaki bisa dijulurkan. Bantal bisa pakai ransel isi baju atau Jaket anda lipat dan jadikan bantal.
Sampai di Stasiun Kertapati sekitar pukul 6-7 pagi. Keluar stasiun, ada mobil carteran, ada juga bis kota palembang dan angkot kertapati – ampera. Silakan pilih yang mana, yang penting perlu negosiasi kalau mobil carteran. Biasanya banyak yang memakai kendaraan umum karena tidak seperti di Bogor, dengan kendaraan bus kota pun mudah menggapai semua sudut kota.

About the Author: unggulcenter

Pengelola UC - Review Pengalaman Produk dan Perjalanan

You might like

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.