Selama ini kita mendengar legenda kota pontianak yang berasal dari punti-anak alias KUNTILANAK. Ya setan berwujud wanita ini memang santer terdengar sebagai penghuni hutan disekitar Sungai Kapuas, dimana dahulu kala, Kesultanan Pontianak didirikan dengan mengusir setan wanita ini.
Dua versi
Ada dua versi dari pengusiran kuntilanak tersebut.
Versi Pertama, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie mengusir Kuntilanak dengan tembakan meriam yang berdaya magis ketiga tempat, dengan kencangnya sehingga kuntilanak kabur dari lokasi tersebut. Kemudian didirikan Masjid dan Istana di tempat yang dulunya menjadi tempat kuntilanak berada.
Sejarah ini terjadi hampir tiga ratus tahun yang lalu, dimana Syarif Abdurahman, anak seorang hakim agama dari kerajaan Matan suka menyusur Kapuas guna mencari lokasi kerajaan yang akan dia dirikan sendiri.
Meriam karbit yang hingga saat ini turun temurun menandai perayaan malam Idul Fitri, ber mesiu dan air yang kemudian dipicu percikan api. Bunyi meriam dipercaya bisa menakuti para kuntilanak sehingga mereka tak berani mendekat, sebagaimana kejadian pada saat pendirian Kesultanan Pontianak.
Versi kedua menceritakan bahwa Sultan Syarif meminta bantuan suku dayak untuk mengusir kuntilanak. Memindahkannya ke lokasi lain jauh dari pontianak. Tempat magis dayak-dayak yang membantu dan melakukan ritual kemudian berada tepat di tengah-tengah halaman keraton Kadriah.
Apapun itu, legenda kuntilanak tak terlepas dari pendirian kota pontianak.
Kuntilanak versi Kesultanan Pontianak
Lalu, sebenarnya seperti apa kuntilanak itu? Mungkin tak ada yang tahu, tapi penampakan kuntilanak tersebut, paling tidak ada pada badge dari Kesultanan Pontianak!
Ini dia gambar Kuntilanak yang telah berada pada badge atau panji-panji kerajaan sejak ratusan lampau. Kiranya, memang benar kalau Pontianak berawal dari Kuntilanak!
Jika dilihat, memang tak seperti penggambaran Suzanna di film-film Sundel Bolong. Tubuh kuntilanak terlihat “Seksi” dengan rambut panjang tergerai.
Namun demikian, digambarkan seorang prajurit (ciri khas kerajaan Islam tampak pada atribut pakaian prajurit) siap menikam kuntilanak. Dengan belati di tangan kiri, sepertinya legenda kuntilanak harus ditikam di ubun-ubun sepertinya cocok.
Gambar panji ini merupakan koleksi Museum Kalimantan Barat. Jika Anda ingin melihat langsung, dapat mengunjungi museum ini di Jalan A. Yani, Pontianak.
Percaya atau tidak, silakan tanyakan sendiri ke petugas museum tentang keaslian gambar yang merupakan desain panji-panji kerajaan tersebut. Selain panji atau badge bergambar kuntilanak yang akan ditikam ini, juga ada lambang resmi kerajaan yang mirip dengan lambang Brunei Darussalam saat ini, dan beberapa gambar lain yang merupakan desain badge keprajuritan/kemiliteran.
Tiket masuknya sangat murah, dan pelbagai koleksi diatur mulai jaman prasejarah hingga penjajahan dan kebudayaan tiga etnik besar di Kalbar, yaitu Melayu, Dayak dan Tionghoa.
Untung kemarin ga ketemu langsung penampakan kuntilanaknya ya Mas Bro. 😀
Wew, unik juga nih
iya sih, di malaysia kuntilanak itu disebut pontianak emang. makanya awal tau pontianak itu artinya kuntilanak aku bingung, kok sama dengan nama ibukota kalimantan?
Wah baru tau aku. Lucu juga 😉
Beneran baru tahu asal kata pontianak itu diambil dari “kuntilanak” wah..wah..serem kilas sejarahnya
haha,, unik ya, kaya ada keterikatan gitu antara kota dan juga Mistis..
tapi kira kira kuntilanak itu beneran adanya atau hanya dongeng orang dewasa ya. . ??
nah, menurut asal kata rata-rata menyebut memang benar.. terus ada badge yang gambarkan sosok kuntilanak sejak ratusan tahun lalu..
Baru tahu kalau Kuntilanak dari Pontianak dan baru tahu juga Pontianak punya “hubungan” dengan Kuntilanak 😀
iya kang. ada hubungan sejarah nama kota nya 🙂
Kuntilanak memang banyak sekali di Kalimantan apalagi di daerah pedalamannya. Saya sendiri pernah diganggu penampakan segerombol kuntilanak di tengah hutan di hulu sungai Nangga Pinoh gara-gara membakar terasi di tungku tenda tempat kami menginap bersama tourist bule yang ingin menikmati wisata alam di sana. Saya baru tahu kalau membakar terasi itu merupakan salah satu hal yang sangat tabu dilakukan orang Dayak baik di kampung, apalagi di tengah hutan.. wuiiy.. serem asli deh..
wah saya juga baru tahu ni. Thanks infonya.. eniwei iya sereeem
OOo.. saya malah baru tau kalo kota pontianak ternyata memiliki sejarah yang berkaitan dengan kuntilanak. Terima kasih sharenya Mas 🙂
sama sama mba. Trimakasih sudah mampir