Sejak adanya youtube, sepertinya jurnalis (televisi) makin malas. Ya, karena sedikit-sedikit berita apapun itu pasti ambil di youtube. Dengan kualitas gambar pecah-pecah (ala youtube lah you know) dan lengkap dengan tulisan disudut layar kaca kita, “courtesy of youtube” artinya hak milik youtube yang artinya juga gambar itu donlod dan siarkan. Hampir mirip, kalau menurut saya dengan “copas” kerjaan orang lain.
Tak salah juga sih, asalkan memang tak ada sumber lain yang bisa dicari. Yang membuat malas sih biasanya karena gambar video dari youtube itu akhirnya jadi referensi utama pencarian berita. Nyari lagu-lagu untuk dikompilasi saja di youtube! nyari-nyari berita-berita yang aneh di youtube.
Masyarakat dirumah yang males ngeliatnya pecah-pecah gitu, dan membuktikan kemalasan si reporter dan pengisi acara. Padahal, dulu sebelum youtube yang fenomenal muncul, bisa juga kok dapat gambar video reportase yang bagus. Lagu-lagu video musik yang bagus, berita-berita dengan fitur gambar yang bagus. Tak dari youtube.
Menurut saya, youtube adalah usaha terakhir. Bukan referensi utama. Menurut Anda?
Setujuuu….. kadang gak habis pikir, kapan tuh liat sampai-sampai lagu indonesia raya (lagu sekarang, bukan yang 3 stanza) aja ngambil dari youtube apa gak pernah ngerekam saat upacara 17 agustus apa, hiksss…
nah, iya tuh yang gitu aja musti nyedot yutub kayak ngga ada databasenya aja stasiun tipi.. memang lebih mudah sih tinggal cari di search donlod deh.. tapi kualitasnya kan buruk rata2 gambar videonya.
Dan yang pasti akan semakin banyak sumber yang nggak jelas akurasinya mungkin harus ada HAKI untuk si empunya youtube kali yah
bener mas… setuju…
dikit” youtube…
liputan JB aja diambilnya dari youtube. zz
masalahnya, wartawan itu dibayar buat cari berita, bukan DOWNLOAD berita hehehe..
pasti semboyannya ‘kalo bisa mudah kenapa harus susah?’, kebalikannya slogan para birokrat korup 😉
iyajuga ya mas, sekarang makin banyak acara yang kayak gitu