Kekayaan Bahari Nusantara
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya. Apalagi dengan kandungan laut samudra yang membentang luas. Samudra yang merupakan pemersatu bangsa, bukan pemecah belah daratan yang ada. Bahkan Deklarasi Juanda pada tahun 1957 menjadi tonggak sejarah bahwa Indonesia adalah negara maritim dengan lautannya yang memersatukan bangsa ini.
Bukan justru memecah belah seperti sebelumnya pada masa penjajahan. Tak ada yang dapat melewati gugus kepulauan Indonesia tanpa ijin, dan itu artinya memasuki wilayah kedaulatan nusantara. Hal ini dipertegas menjadi Hari Nusantara, yang diperingati setiap 13 Desember. Harus ingat ya!
Di laut ini pula lah, Jalesveva Jayamahe. Di Laut, Kita jaya. Mengapa, karena disini adalah sumber daya alam yang berlipat-lipat ganda dan tak ada habisnya. Kecuali melewati titik kritis. Hal yang selalu kita jaga dan menjadi warisan nenek moyang kita, “orang pelaut”.
Sebenarnya, bukan lautan saja yang kita jaga. Yang kita pertaruhkan kedaulatannya. Namun juga kandungan di dalam lautan itu sendiri. Beragam flora dan fauna laut, biota laut yang menjadi bagian dari indahnya negeri ini. Para nelayan yang menafkahi diri dan keluarga, sebagai bangsa bahari sejak lama.
Dulu, mereka terlupakan. Dulu, laut sekedar untuk menyeberang, dan berenang di pantai. Saat ini semua sudah harus sadar. Bahwa kita hidup di negeri maritim, dengan luas laut Indonesia sebesar 70% dari pada daratannya!
Kisah Si Cantik dan Mutiara Laut
Ketika kita duduk di bangku Sekolah Dasar, masih ingat tentang menulis desa? Hmm.. Ayo seperti apa sih gambar “desaku?” Sebagian besar pasti begini jawabannya. Sawah, gunung kembar, diapit matahari. Kalau selain itu, nilai menggambar kita buruk.
Nah, itu yang salah. Anak nelayan, desanya tak seperti itu. Tidak. Namun kita dibiasakan untuk melulu melukis dan menggambar itu. Sawah dan gunung yang mengapit matahari. Bukan lautan dan pantai serta desa nelayan yang damai. Kita beragam, dan kita diseragamkan sejak dulu.
Sekarang? tidak lagi, Anak-anak bebas berkarya. Bebas mengetahui sejarah bangsanya dan suka dengan jejak alamnya. Pendidik sudah menjadi pendidik sebenarnya, bukan pengajar sahaja. Ini salah satu milestone penting soal laut dan kandungan kekayaan di dalamnya. Boleh dong melukis laut dan desa nelayan?
Beranjak dewasa, kita mendengar kisah mitos Nyi Roro Kidul, sang Ratu laut selatan, yang cantik, dan memiliki semuanya disana. Kerajaan indah. Lalu, sinetron pun, misalnya Jinny of Jinny, memerankan Jin cantik dari laut yang hidup di dalam sebuah kerang bermutiara. Ya, semua ada benang merahnya menurut saya. Yaitu pesona laut selatan, pesona mutiaranya. Saat ini, kita juga pasti familiar dan biasanya sudah menonton film Hollywood dengan kisah bajak laut Pirates of Carribean dan kapal ” Black Pearl” alias mutiara hitam yang terkenal.
Hmm. Tak dinyana, kita lah salah satu pemilik mutiara terbaik di dunia!
Wah, mutiara?
Ya, mutiara laut selatan. South Sea Pearl. Disitu terkandung kekayaan. Bukan milik “sang Ratu”, tapi milik semua bangsa Indonesia dan harus dipergunakan sebagai sumber perekomian untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 terutama ayat 3 !
Kecantikan, dan Perekonomian
Nah, inilah Indonesia dengan kecantikannya. Kecantikan yang ada di lautnya. Wajar kiranya, kita disebut mutiara di laut selatan karena adanya mutiara-mutiara nan indah sebagai produk ekspor dan mampu menjadi andalan kita dalam perekonomian.
Ya, Indonesian South Sea Pearl adalah mutiara di laut selatan yang elok. Dia bukan Nyi Roro Kidul yang cantik dan mistis, tapi inilah, wujud dari mitos keindahan. Keelokan mutiara memang kemudian dipersonakan dengan sosok cantik dan elegan. Mungkin, ini adalah salah satu ceritera sejarah yang berkembang.
Kandungan mutiara yang dahsyat dan berdaya saing tinggi ini bukan lagi “mutiara hitam” yang terpendam. Namun sudah dioptimalkan untuk dunia, dari Indonesia. Indonesian Pearl Festival sudah kali ke enam diselenggarakan. Semakin meriah, semakin menjadi daya tarik dunia internasional dan merupakan kebanggaan kemolekan kecantikan bahari Indonesia.
Mutiara apa sih, yang katanya terbaik di dunia? ..dan ada di Indonesia?
Ini dia contoh nyatanya. Pinctada Maxima! Itu tiram pengasil mutiara yang besar. Bukan rapalan Harry Potter di filmnya ya. Ini merupakan tiram yang paling langka dan terbesar di dunia. Tebak, berapa besarnya? Wow, diameternya saja mencapai 12 inci dan memiliki dua variasi warna bibir yaitu putih atau emas. Selain paling besar, juga langka. Hanya ditemukan di beberapa laut tropis di dunia. Indonesia, merupakan habitatnya yang alami!
Imbas perekonomian, jelas. Sebagaimana diungkap pada sesi Pre Event Gathering 6th Indonesian Pearl Festival 2016 di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Rabu (12/10/2016) bersama Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri KKP. Menurut penjelasan beliau, tujuan Pearl Festival ini merupakan ajang bertemunya para supplier mutiara dan investor dan buyer dari banyak negara guna transaksi bisnis mutiara yang tentu akan menghasilkan trilyunan rupiah untuk Indonesia.
Istilah bu Susi waktu itu, “perkawinan bisnis” agar mutiara, yang merupakan salah satu jenis industri kelautan dapat berkembang melalui kolaborasi antar para pengusaha dengan stakeholder terkait. Selain kerjasama, juga bisnis ini menyerap tenaga kerja yang besar dan mengatasi pengangguran serta tentu, meningkatkan perekonomian.
Tengok saja, nilai perdagangan mutiara terus menerus meningkat, terutama sejak diadakannya Pearl Festival sebagai ajang memperkenalkan produk mutiara Indonesia. Tahun 2013 lalu, nilai transaksi mencapai 26,3 juta USD, meningkat menjadi 28,9 juta USD dan terakhir tahun lalu menjadi 31,2 USD. Tahun ini, dipastikan merangsek naik lebih tinggi. Kabarnya, Indonesia menempati urutan ke 9 dunia loh.
Mutiara merupakan produk everlasting dan bernilai jual maha-tinggi apabila diproses dengan baik. Sebagaimana si Cantik Indonesia, berkalung mutiara dari laut dan keelokan gemulainya, mutiara-mutiara ini merupakan aset bagi si putri cantik Indonesia.
Apalagi, Bu Susi pada gelaran Pra Event tersebut mengatakan bahwa keindahan mutiara asli Indonesia sudah dikenal hingga ke luar negeri, oleh karenanya kita harus membeli mutiara asli Indonesia dibandingkan mutiara air tawar dari Tiongkok. Iya, betul, kita harus dukung mutiara Indonesia yang justru lebih bagus ya bu.
Menguak Tabir Indonesia South Sea Pearl
Saat ini, ketika berbicara mutiara, kita tak lagi hanya kenal dia adalah produk mahal di toko. Namun dia adalah produk Indonesia, dari nelayan Indonesia, dari kita semua, dari rahim ibunda pertiwi. Berbeda tentu cara pandang ini. Tabir mutiara Indonesia dari Laut Selatan, akan dikuak pada gelaran Indonesian Pearl Festival loh!
Indonesian Pearl Festival, yang kali ke-6 akan digelar pada 9-13 November di Lippo Mall Kemang merupakan ajang terbaik selama enam tahun ini mempromosikan itu semua. Kali ini, dengan gelaran tersebut mari kita berharap, si cantik Indonesia dengan langkah jejak anggunnya, melangkah maju. Siapkan diri untuk menuju ke sana!
Ya, ini ajang untuk melangkah. Bergandengan tangan, semuanya. Pemerintah, Bisnis, Akademik dan Masyarakat. Pengrajin mutiara dapat mengolahnya menjadi elok dan bernilai tambah tinggi menjadi perhiasan. Pedagang dan pebisnis membuka Gerai-gerai cinderamata di berbagai toko, bandara, sebagai oleh-oleh suvenir everlasting love dari Indonesia. Pemerintah membuka jalan kerjasama dan forum bisnis serta promosi internasional. Semua, menjadi satu. From Indonesia with Love of Pearl. Indah, representasi “permata katulistiwa” yang anggun.
Bersama mutiaranya, Indonesia harus menjadi flamboyan dan menjadi simbol kemakmuran bangsa maritim Indonesia, yang kaya dengan kandungan alam baharinya, yang dijaga oleh semua rakyatnya, untuk sebesar-besar kemakmuran kita semuanya. Saat ini budaya mutiara laut selatan tercatat ada di 12 wilayah Indonesia yaitu di Sumatera Barat, Lampung, Bali, NTT, NTB, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.
Dengan demikian, “ratu adil” adalah memang, alam kita semua. Ibu pertiwi ini. Tabir mitos yang terkuak, untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jayalah Mutiara Laut Selatan Indonesia! Di Laut Selatan kita Jaya! Dan Mari kunjungi 6th Indonesian Pearl Festival 2016.
Jadi pengen berkilau spt mutiara 😀