Beberapa hari terakhir, memang teman-teman blogger dan pengguna social media mungkin dihujani dengan iklan-iklan pop-up dan sugesti untuk like page dari Gita Wirjawan. Juga di Kompasiana, iklannya sedang wara-wiri. Termasuk saya, yang sebelumnya hanya mengenal sosok ini di layar kaca sebagai Menteri Perdagangan. Kalau dari gayanya, saya suka. Cool, berwibawa dan mayan ganteng, kayak saya #uhuy
Jadi saya memang bertanya-tanya, siapa orang ini, kok tiba-tiba muncul, masih muda pula. Ketika saat ini ramai konvensi partai Demokrat, saya yang cenderung apatis, bahkan tidak mencoblos di pemilihan legislatif kota beberapa waktu yang lalu, merasa ada angin segar. Saya ulas peserta konvensi lain beberapa waktu lalu, yaitu Pak Anies Baswedan yang saya kagumi dengan latar akademiknya dan saya juga memang suka sekali dengan suasana akademik dan isu pendidikan.
Nah, kali ini, saya akan ulas dikit Pak Gita Wirjawan. Setelah googling sana-sini, beliau ini memang hebat. Dari beberapa sumber, selain dari situs kampanye beliau disini, dan situs pribadi beliau disini, saya juga membaca profilnya di beberapa media seperti Wikipedia berbahasa inggris (agar perspektif lebih luas aja hehe) dan juga dari beberapa media internet lainnya.
Saya paling suka sebenarnya apa yang saya tulis dijudul ini, yaitu “skill dua sektor“. Apa itu, karena beliau malang-melintang di sektor swasta, sukses disana, kemudian menjadi birokrat alias di sektor publik. Dan jabatan yang diemban adalah Menteri Perdagangan.
Gita Wirjawan ternyata memang memiliki juga kemampuan di dua sektor ini. Karena beliau memiliki latar belakang pendidikan S1 di University of Texas kemudian DUA MASTER berbeda bidang, yaitu ilmu bisnis dari Baylor University dan sembari bekerja di sektor bisnis di Citibank, kemudian dia ambil lagi master administrasi publik di Harvard, tepatnya John F. Kennedy School of Government yang kemudian ilmu ini akhirnya diterapkan di sektor publik.
Sebenarnya sih ini impian saya juga, kuliah di JFK School of Government tapi lum kesampaian, mungkin memang saya yang nggak kuat hehe.. jadinya ya masuk ke tempat lain, agak jauh di Ragnar Nurkse School of Innovation & Governance, Tallinn University of Technology, yang beberapa perkuliahannya juga benchmarking ke JFK School of Government.
Terbukti kemudian, skill bidang publik walau ketika sekolah di Harvard masih dalam tataran teoritis, segera menjadi praktis sehari-hari dimana beliau sejak November 2009 menjadi ketua BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dan berlanjut karirnya menjadi Menteri Perdagangan sebagai “jabatan publik” yang cocok untuk menerapkan ilmu dari Harvard 🙂
Dan tidak main-main, dari BKPM inilah reputasi Gita meroket. Menjadikan dirinya di-recognize publik (atau pemerintahan SBY?) sehingga makin bersinar, yang kemudian, beliau BERANI untuk bermimpi jadi Presiden. Positif kan.
Pasalnya, pada tahun 2012, di bawah kepemimpinan Gita di BKPM, Indonesia berhasil mencetak rekor tertinggi realisasi investasi modal asing. Apakah ini positif? Jelas karena kita butuh investasi untuk pembangunan. Terlepas dari nanti seperti apa ya praktik investasinya.. hehe.. itu masalah kedua yang perlu dihadapi oleh penyelenggara bangsa agar tidak terjebak menjadi middle income country karena tergerus oleh perusahaan asing terus menerus yang merugikan dalam jangka panjang.
Hal itu tidak “sangat” sulit bagi Gita, karena dari segi bisnis, pria yang hobi musik dan masa mudanya kribo ini sudah malang melintang sebagai investment banker dari Goldman Sachs dan Vice Chairman dan Head dari JP Morgan Indonesia dari 2006-2008. Ketika didera krisis finansial, dua perusahaan bank investasi AS diatas memang “too big too fail” sehingga tetap berjalan. Sedangkan Gita dengan perusahaan kapitalnya, Ancora Capital makin maju, disebabkan krisis justru membuat usaha jenis ini semakin maju hehe.. Saya pernah tulis mengenai pengusaha Sandiaga Uno, dengan Saratoga Capital nya, sama. Pengusaha muda bisa sukses kalau memanfaatkan peluang di bisnis ini. Akan tetapi, tak juga mudah, karena membutuhkan banyak pengalaman, pengetahuan, hardskill dan softskill untuk bisa survive, apalagi menjadi pemenang di kancah bisnis investasi ini. Dan tak semua orang bisa.
disinilah reputasi Gita meroket. Pasalnya, pada tahun 2012, di bawah kepemimpinan Gita di BKPM, Indonesia berhasil mencetak rekor tertinggi realisasi investasi modal asing.
Lalu, hasil kinerja sebagai Menteri Perdagangan? Hmm.. saya rasa cukup baik lah, ada solusi-solusi dan saya rasa, dia akan meninggalkan jejak yang baik dan tentu ingin kinerja baik karena modal dasar untuk mencalonkan diri jadi Presiden tentu adalah track record yang baik.
Nah, terkait ini, ngga seru dong kalau tidak melihat visi misi Gita Wirjawan untuk Indonesia kalau dia menjadi presiden?
Visi : Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, merata, adil dan berkualitas
Misi : 1) Memperbaiki pembangunan sosial-politik dengan pemantapan dan penyempurnaan kebijakan nasional yang makin demokratis dan berpihak kepada kepentingan rakyat. 2) Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, memiliki sumberdaya manusia yang unggul, berlandaskan semangat kemandirian dan jati diri “bangga berbangsa”.
Menurut Gita, ada empat strategi utama dia, yaitu : Memperbaiki kualitas demokrasi, Meningkatkan kekuatan ekonomi yang kental dengan pemerataan, Menempertahankan kekayaan budaya, Memperkuat kemahiran ilmu dan teknologi bangsa dan negara.
So far, saya cukup suka dengan strategi ini. Lalu kita lihat penerapannya di berbagai sektor.
Bidang ekonomi misalnya, Gita berpromosi bahwa dia akan Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur; jalan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, rel kereta api, dan listrik. Meningkatkan ketersediaan pangan, tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan sebagai kebutuhan dasar warga yang harus dipenuhi oleh negara. Memperluas lapangan pekerjaan. Memperkuat industri dasar yang bersifat strategis, seperti besi/baja, semen, pupuk dll. Memperkuat industri pertanian sehingga tidak saja dapat mencapai swasembada tetapi bisa menjadi eksportir yang paling efisien di dunia.
Bidang-bidang lain, dia memiliki program di bidang Politik & Pemerintahan, Bidang Hukum, Bidang Hubungan Internasional, dan yang saya mau copas disini, bidang yang jadi perhatian saya sebagai insan akademis yaitu Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
Yaitu :
- Mengarahkan orientasi utama pendidikan sebagai sarana untuk dapat mengatasi permasalahan masyarakat Indonesia, serta meningkatkan kemampuan dalam mengolah sumber daya yang ada.
- Meningkatkan jumlah sekolah dan guru di seluruh Indonesia sesuai dengan jumlah penduduk usia sekolah.
- Meningkatkan efektivitas, efisiensi dan transparani pengelolaan anggaran pendidikan sebanyak 20 persen dari APBN.
- Menciptakan kurikulum, tenaga pendidik, dan model pembelajaran yang berkualitas dan paralel dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Sesuai dengan yang saya pernah tulis misalnya di Koran Jakarta, dan Guraru, saya sepakat untuk adanya model pembelajaran yang berkualitas dan paralel dengan kebutuhan masyarakat. Juga APBN 20 persen mudah-mudahan tercapai, dan saya ingin “lebih” hehe.. Apa sebab, karena Pak Gita sendiri kuliah ke LN saya tidak tahu biaya sendiri atau sponsor, dan faktanya, persentase anak muda kita sangat sedikit yang kuliah di LN dan menyerap ilmu dari negara maju, pulang, dan menerapkan di Indonesia. Saat ini, baru ada beasiswa LPDP dari Kemenkeu yang jadi angin segar. Sisanya, ah, hanya Dikti yang diperuntukkan untuk “golongan tertentu” (calon dosen, dosen/peneliti, tenaga kependidikan).
Skill mumpuni di dua sektor, publik dan private yang menjadi pengalaman beliau memang bukan jaminan keberhasilan, tapi hasil selama ini menunjukkan kinerja yang sangat bagus. Hanya tersisa pertanyaan, mampukah Gita Wirjawan memenangkan konvensi dan kemudian memuluskan jalan menuju kursi RI 1.
Jadi, saya rasa cukup masuk akal ide-idenya. Saya yakin, kalau beliau terpilih jadi Presiden, via Konvensi Demokrat yang mana diawal-awal inipun harus bertarung dengan calon lain yang juga cukup bagus seperti Anis Baswedan dan “golongan tua” seperti Dahlan Iskan. Akan tetapi, dengan kualifikasi dan skill dua sektor beliau, saya sih yakin, kalau nantinya ada “perbaikan” untuk Indonesia apalagi dari visi misi nya cukup bagus. Kalau disinergikan dengan kandidat lain yang kalah tapi di-embrace untuk membangun Indonesia bersama, saya yakin Indonesia akan mampu maju.
Skill mumpuni di dua sektor, publik dan private yang menjadi pengalaman beliau memang bukan jaminan keberhasilan, tapi hasil selama ini menunjukkan adanya kinerja yang bagus. Hanya tersisa pertanyaan, mampukah Gita Wirjawan memenangkan konvensi dan kemudian memuluskan jalan menuju kursi RI 1. Karena skill ini nanti berguna juga ketika menjadi “pemimpin bangsa Indonesia”.
Ini jalan yang tak mudah, tapi sebagai generasi muda, anak muda, insan akademik, saya mendukung tokoh-tokoh muda yang berani untuk maju. Apalagi, dengan motto seperti “Gita 2014 : BERANI LEBIH BAIK” . Jadi, dari sudut pandang ini, saya mendukung beliau, sebagaimana saya mendukung tokoh-tokoh muda, bersih, profesional dan cerdas lainnya.
Jadi, jangan dipusingin ya banyak iklannya di facebook, kompasiana, dan dimana-mana hehe.. anggap aja karena kita anak-anak muda, beliau merasa “cocok” untuk berkampanye ke kita. Ya, siapa tau “cocok”. Dan, memang setelah saya ulas, beliau cukup kompeten dan cukup masuk akal untuk jadi alternatif dari calon-calon yang “itu-itu lagi”. Ya nggak?
Wah ikutan blogger buzz beliau ya 😀