Bukan Stempel Hoaks, Cara Literasi Digital Indozone Ditengah Pandemi

https://www.unggulcenter.org/bukan-stempel-hoaks-indozone/

Indonesia dan Media Sosial

Perkembangan penggunaan sosial media di Indonesia begitu pesat. Bahkan, dengan percepatan penggunaan Internet, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan tercepat dalam hal penggunaan internet dengan jumlah pengguna internet per kuartal kedua tahun 2020 mencapai 73,7 persen dari penduduk Indonesia.

Indonesia memiliki 202,6 juta pengguna internet (WeAreSocial, 2021), namun yang penting nih, sudah ada 345,3 juta koneksi seluler, yang jauh melebihi jumlah penduduk karena banyak orang memiliki lebih dari satu perangkat seluler.

Hingga kuartal ketiga tahun 2020, rata-rata waktu harian yang dihabiskan di Indonesia sekitar 8 jam 52 menit dan mereka menghabiskan rata-rata 3 jam 14 menit di media sosial setiap hari (Statista, 2021). Penggunaan internet untuk mengakses media sosial di Indonesia berkontribusi pada peringkat ke-9 secara global, jauh di atas rata-rata netizen berselancar maya di platform media sosial seluruh dunia yang “hanya” selama 2 jam 25 menit.

Namun demikian, dalam hal literasi digital, netizen Indonesia berada di urutan terbawah. Oh no!

Sebagai contoh, menurut laporan Women’s Rights Online World Wide Web Foundation, hanya 20% wanita yang memiliki akses ke internet di seluruh Indonesia, di mana hanya 5% yang menggunakannya untuk mengekspresikan pandangan mereka dan hanya 26% yang dapat menemukan informasi penting yang benar!

Netizen Indonesia juga dinobatkan sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara berdasarkan survei Digital Civility Index (DCI) 2020 yang dipimpin oleh Microsoft. Duh!

Gerakan literasi digital sih sudah bergaung lama sejak beberapa tahun lalu. Namun di masa pandemi ini, perlu lebih ditingkatkan. Karena semakin banyak orang yang memakai koneksi internet dibanding dengan sebelumnya. Karena aktivitas WFH, belajar daring, dan juga karena imbas pembatasan mobilitas seperti PPKM dan PPKB.

Media Sosial dan Informasi

Di medsos dan pesan-pesan instant, literasi sangat dibutuhkan. Kemampuan membedakan pesan yang hoaks atau tidak, masih menjadi pekerjaan rumah. Belum lagi soal mengklik dan mengisi data pribadi sembarangan ketika mendapatkan pesan Whatsapp gebyar undian. Atau dari Telegram yang mengajak investasi.

Ada beberapa nih kategori hoaks ya. Ada yang disebut misinformasi alias yang menyebarkan hoaks memang ngga tau kalau itu hoaks jadi ngga sengaja disebar-sebar, jadi bikin bingung orang, sedangkan dia yakin itu benar.

Lalu ada disinformasi yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Istilahnya “fabricated” jadi yang bikin sengaja hoaks itu disebar dengan tujuan misalnya membuat kisruh. Nah kalau malinformasi beda lagi. Ini intinya informasi yang sebenarnya benar tapi salah digunakan atau salah sasaran sehingga informasinya ngga tepat.

Stempel Hoaks?

Memang, kita punya banyak kawan. Ada gerakan nasional literasi digital “SIBERKREASI” yang merupakan gerakan bersama banyak pihak multi-stakeholders. Juga ada komunitas fact-checker dan debunk hoax seperti MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah dan Hoaks Indonesia). Tapi apa iya hanya soal “stempel” ini hoaks atau bukan?

Masyarakat harus lebih proaktif untuk menilai. Nggak harus menunggu stempel hoaks. Sebuah berita kemudian distempel cap bahwa berita  ini hoaks baru berhenti menyebarkan. Di masa pandemi ini, tentu kita banyak menyerap informasi. Hoaks bisa sangat sering muncul karena kita pun selain mengkonsumsi berita, juga memproduksi berita. Betul?

Istilahnya sih prosumer. Produsen sekaligus konsumen. Nah, dengan demikian, kalau kita mengurangi produksi berita yang tidak jelas, dan mencoba mencerna berita dengan jelas sebagai konsumen, maka hoaks bisa tereduksi.

Salah satu peran media nih, ya ini. Banyak situs berita yang menjadi rujukan kita mencari informasi. Berita-berita yang layak konsumsi adalah berita-berita yang mengedepankan keseimbangan (cover both side) dalam pemberitaan. Nggak sekadar cepat ya.

hoax covid
Sering ketemu di grup-grup WA kan? Memanfaatkan pandemi untuk melakukan phising data pribadi! Ini jelas hoaks dan upaya phising (mencuri data pribadi)
hoaks penipuan
Ini baru banget dapat hari ini ketika artikel ini dibuat. Masih ada aja yang kena perangkap mengklik url yang ngga jelas banget. Hanya karena kalap dengan “informasi” tulisannya. Hati-hati dan literasi!

Kupikir ini sudah banyak sih yang media verified gitu yang jelas bukan abal-abal. Kalau bukan media pers ya jangan ngaku-ngaku. Jujur aja, blogger, pewarta warga! Ngga haram kok. Justru informasinya akan sangat personal, pengalaman dan kadang, biasanya kalau soal produk dan pengalaman, yang ini jadi rujukan.

Nah soal itu, kita paham kalau semua media baik pers maupun blogger ya harus mematuhi kode etik soal pemberitaan agar terhindar hoaks. Tapi untuk edukasi, lain lagi. Setau saya ngga banyak ya.

Edukasi Sudut Pandang

Kalau kita melihat dari sudut pandang yang lebih luas, netizen kurang terliterasi kan karena kurang membaca. Kadang membaca memang menyebalkan dan mem-pegal-kan hihi. Jadi kalau ada info-info yang menarik dan kita sudah tahu karena membaca, kecenderungan percaya hoaks bisa berkurang. Apalagi, mitos. Sesuatu yang “konon kabarnya”.

stempel hoaks
Salah satu berita yang distempel hoaks, menginformasikan digital narkoba. Sangat meyakinkan bukan?

Namun sudut pandang soal literasi digital yang lekat dengan stempel hoaks berbeda di situs satu ini. Sudut pandang edukasi yang menyampaikan banyak banget informasi yang keren. Indozone namanya. di media yang masih belia ini, saya lihat ada rubrik yang keren.

Namanya Fakta dan Mitos. Rubrik ini jadi langgananku yang haus pengetahuan sih. Tapi informasinya bisa kepake banget untuk meng-counter mitos yang sebenarnya ngga berdasar fakta. Ya hoaks.

fakta atau mitos
Rubrik ini informatif banget, selain tambah ilmu, juga terhindar jebakan hoaks

Beberapa informasi dari Indozone di rubrik ini kerap menjadi bekal untuk menambah pengetahuan sambil menghindari perangkap hoaks. Informasinya sih dekat dengan kehidupan kita ya, jadi enjoy banget membacanya.

Selain itu, tagar #KAMUHARUSTAHU di Indozone juga menarik. Ini semacam cara cepat kalau mau baca berita di Indozone. Disinipun beritanya banyak justru mengedepankan informasi dan klarifikasi kejadian-kejadian penting yang menurut redaksi, ya kamu harus tahu!

berita hoax
#KAMUHARUSTAHU memberitakan penyebaran hoaks di Youtube

Misalnya, terakhir kali mengecek dan membaca di rubrik ini, justru ada berita kalau ada direktur TV swasta menyebarkan hoaks lewat akun youtube. Sudut pandang ini membuat Indozone menarik diikuti.

Rubrik terakhir yang selalu saya klik adalah rubrik FYI. Tau kan kepanjangannya? For Your Information alias untuk informasi. Bisa ditebak, isinya beneran informasi. Bukan misinformasi, malinformasi, ataupun disinformasi. Isinya informatif dan menarik banget.

wisma atlet kemayoran
Nah, penasaran kan informasi jelasnya seperti apa? Mencari informasi kejelasan, ada disini!

Inilah gaya jurnalistik di situs berita ini yang saya suka. Dengan baru tiga tahun, indozone memang mencoba mempelopori jurnalistik “generasi baru” yang lekat dengan informasi terkini tapi disampaikan dengan fakta dan data.

Saring Berita di Masa Pandemi

Di masa pandemi ini, kita harus pintar-pintar memilih berita. Menyaringnya untuk informasi. Apalagi membagikannya. Kalau nggak jelas dan berpotensi hoaks (misinformasi) mending tahan jempol deh ya.

Masih banyak sumber-sumber pengetahuan yang bermanfaat di Internet dan jangan terjebak membaginya untuk kemudian menuai kontroversi. Kita ngga bisa dan jangan menunggu stempel hoaks dari Kominfo atau organisasi pencari fakta lainnya, kita harus terliterasi digital sendiri.

Dengan demikian, aktivitas di masa pandemi yang kata orang lekat dengan banjir informasi yang bercampur antara hoaks dan bukan, mitos atau fakta, bisa berkurang.

Kekuatan sosial media tak hanya di sisi positif, tapi juga ada negatif yang bisa disebut kelemahannya. Ketidaksopanan di sosial media menjadi bagian dari kurangnya literasi, berujung saling tuding dan sumpah serapah. Amit-amit kalau sampai kena jerat UU ITE pula. Ngga perlu nunggu stempel hoaks ini mah, bui menanti jadi hati-hati.

Makanya, saya bergabung di Indozone dan menjadi pembacanya karena informasinya cukup bikin ngangguk-ngangguk, apalagi pas baca rubrik fakta atau mitos hihi.. otomatis bertambah pengetahuan, bukan tambah bingung seperti ketika membaca forward-an berita yang disebar di grup WA keluarga! Nah!

About the Author: unggulcenter

Pengelola UC - Review Pengalaman Produk dan Perjalanan

You might like

40 Comments

  1. Berita berita hoax memang meresahkan ya bun. semoga literasi masyarakat kita bisa lebih baik ke depannya

  2. Males banget deh, sampe saat ini masyarakat masih banyak yang percaya hoax. Banyak berita2 yang entah gimana validasi kebenarannya.
    Biasanya banyak tersebar di grup keluarga besar. Hihi

  3. Ngomongin soal hoax paling geregetan deh masih aja ada yang suka nyebar di WAG keluarga sama di WAG sekolah kadang kalau dikasih suka ga terima orangnya duhh ampun deh.

  4. Kebanyakan yang kena ibu-ibu yang minim akses berita, hoaks ini bikin sebel asli kok. Kakaku kadang masih kemakan hoaks aku yang berantem benerin itu gak benar wkwk. Indozone ini keren tempat berita terpercaya

  5. Begitulah medsos, kalau digunakan dengan baik akan mendatangkan keuntungan kalau digunakan dengan buruk ujung2nya berakibat keburukan.
    Wkwkwk aku gak punya grup keluarga sih, alhamdulilah wag-ku gak ada yg share hoax, mungkin krn udah aku sharing duluan aku bakal masuk grup yg kyk apaan 😀

  6. Berita hoax itu bukan hanya meresahkan tapi juga berlebihan.
    Sekarang kalau dapet forward-an dari WA gitu baiknya di cek dulu kebenarannya, jangan langsung ditelen bulat-bulat. Bahaya banget buat kesehatan mental.

  7. Ngebedain konten/berita hoak makin rumit, media besar pun kadang juga ikutan nyebar hoak untuk tujuan tertentu, jadi makin banyak yg jadi bingung, berita mana yang sesuai fakta

  8. Sempet spechless begitu tau dari data bahwa hanya 20% wanita di Indonesia yang mengakses internet dan hanya 26% yang menemukan informasi yang benar. Berarti edukasi mengenai pentingnya menggunakan internet secara bijak harus terus digaungkan.
    Mencari informasi di media yang sumbernya terpercaya seperti Indozone juga bisa menghindari kita dari berita hoax, ya.

  9. kalau dilihat dari data dan fakta, HOAX di Indonesia serem banget ya. Beneran gampang dan cepat banget menyebar dengan segala bumbu dan tambahannya. Kepintaran literasi digital perlu di tanamkan

  10. Sangat setuju dengan artikel ini mengingat memang bangsa kita hanya sedikit sekali yang sadar pentingnya literasi. hal ini membuat masyarakat kita gampang tersulut emosi dengan berita berita hoax yg beredar. semoga pemerintah kita kedepannya bisa mencari solusi atas persoalan terkait ini ya

  11. Saking banyaknya sumber berita ya sekarang kita jadinya kadang bingung mana yang benar mana yang hoaks. Sudah saatnya kita harus memilah sumber berita mana yang terpercaya seperti Indozone ini. Rubriknya bagus2 pula.

  12. Aku termasuk orang yg nunggu stempel hoax dulu bqru memastikan akan menyerap info tsb atau enggak. Kalau ada sarana yg tanpa nunggu stempel uda langsung akurat wah enak banget donk

  13. ini dia media indozone yang benar-benar memberikan informasi secara kredibel. harusnya setiap ada informasi apapun yang terindikasi hoax, media-media lain turut mengedukasi ke masyarakat supaya gk gampang disebarluaskan. Cuman masyarakat itu, kalo dibilangin susahnya minta ampun.

  14. Nih kalau para netizen baca artikel ini kira-kira tertohok atau enggak ya? Termasuk yang paling ga sopan loh se-Asia Tenggara. Duh harusnya malu yaaa… Seringkali memberikan komen secara kasar tanpa membaca secara keseluruhan. Malu banget, ketauan tingkat literasi digitalnya rendah sekali. Hiks…

  15. Berita hoax itu emang bikin gemes, terkadang kelihatan sebagai berita yang real untuk itu kita wajib dan kudu pandai-pandai memilih berita untuk kita baca, btw saya yakin di Indozone beritanya bener dan tidak Hoakx

  16. Selain hoaks emang tingkat literasi beberapa orang masih rendah, kadang jadi “salah paham” juga. Sedih banget kalau begini, keliatan cuma baca judul aja. Beruntung ada media-media baik seperti Indozone yang masih peduli dengan hal begini ya.

  17. Kalo Indozone ini udah terjamin bebas hoax ya? Berarti yang rubrik “Fakta atau Mitos” juga kredibel ya beritanya. Soalnya aku suka baca yang begitu. Kan malesin kalo faktanya ternyata hoax.

  18. Kita butuh media yang jujur dan terpercaya ya sekarang informasi serba cepat dan banyak saluran tapi juga banyak hoaks jadi lieur ya…

  19. Kita butuh media yang jujur dan terpercaya ya sekarang informasi serba cepat dan banyak saluran tapi juga banyak hoaks jadi lieur

  20. Indonesia sebagai netizen paling tidak sopan, ini aku ngerasain sendiri. Aku kan orang yg seneng banget sama sepak bola Asia, jadi aku gabung di grup sepak bola Asia biar update sama sepak bola tetangga. Nah jadi disana tuh setiap ada pertandingan pasti skor akhirnya di posting. Yang paling miris, setiap kali Vietnam, Thailand, Malaysia, dll mengalami kekalahan, pasti kolom komentar langsung dipenuhi dengan hujatan. Sementara setiap kali kita menang, para netizen Indonesia langsung overproud dan merasa timnas paling hebat. Aku merasa gak enak sih, jadi kadang ada netizen negara lain yg tersinggung, terus kalo sempet aku reply komentarnya untuk minta maaf 🙁

  21. Hoaks tuh hal yang nyebelin banget, entah buat hal besar mau pun hal kecil. Kayak kemarin pas Covid baru meledak, lalu yang waktu vaksin ditemukan, sama yang wajib vaksin. Wahh, era politik aja kalah sebaran hoaksnya

  22. Sedih deh lihat indonesia di bawah, ini karena masih banyak orang yang percaya hoaks karena itu kita pelru lebih pintar dalam memilah informasi ya kak.

  23. Hoaks pas pandemi gini emang parah bener ya mas btw mafindo tu salah satu dari tiga verifikator hoaks terpercaya saat ini di Indonesia selain CekFakta dan Kominfo

  24. Emang hati-hati banget sama hoaks ini, memilih platform situs berita yang benar dan baik bisa mengarahkan pula ke informasi yang benar.. Indozone emang pilihan yang tepat untuk membaca dan mencari berita yang aman..

  25. Yang terakhir tuh, duh forward-an WA di WAG keluarga tuh rasanya…pengin ngelurusin yang sharing lebih tua, ntar dibilang kualat pulak…padahal jelas-jelas hoaks tuh infonya. huhuhu
    Mending baca baca di Indozone biar tahu mitos atau fakta. Terus ngulik For Your Information juga. Juga banyaaak berita terpercaya lainnya. Dijamin amaaaan dan tambah deh pengetahuan!

  26. Dengan mengakses Indozone, berita yang diperoleh adalah berita yang sudah terbukti kebenarannya dan anti hoax.
    Memang serem kalau mengakses berita hoax. karena biasanya suka bikin shock pembacanya.

  27. Kalau di Indozone, Aku paling suka rubrik fakta dan mitos, health dan FYI. Btw, Dahsyat ya memang kehadiran media sosial ini bagi masyarakat.

  28. Wah, menyedihkan ya Kak kalau cuma 2% saja wanita Indonesia yang bisa mengakses internet ke dunia luar. Pantesan ya karena kurang wawasan jadi mudah terpapar berita hoax.

  29. Tosss, Kang! Saya juga paling suka baca rubrik Fakta atau Mitos. Sifatnya wawasan umum banget, sih. Terus, membacanya bisa bareng anak juga karena dia pun suka wawasan umum kayak gini.

  30. selain informasi yang memang begitu mudah didapatkan, memang harus pandai pandai mengonfirmasi atau mencari tau apakah informasi tersebut benar. Wah, jadi tahu ada banyak info info keren juga di Indozone. Thanks kaa

  31. Sering sering buka media online gini buat meyeimbangkan berita itu penting ya maklum kadang nonton video itu suka editan , berita dipotong potong. Hiks!

  32. Nah setuju banget nih..kita musti pandai2 memilih dan memilah berita sebelum ikut membagikannya. Jangan sampai ketidaktahyan kita berakibat fatal. Terima kasih sharingnya,
    Kak

  33. Cara Indozone klarifikasi konten-konten yang nggak sesuai lebih enak dibaca ya kang dibandingkan sekadar kasih stempel hoax. Aku juga ni jadi follow konten-konten di Indozone salah satunya biar selalu update berita terkini

  34. Nggak kebayang bakal kena UU ITE karena kebablasan bermedia sosial. Makanya penting banget ya menyaring informasi dan baca berita di sumber yang antihoax kayak Indozone.

  35. Jaman seperti ini memang harus pandai pandai memilah dan memilih berita, mana Hoak dan mana yang bukan, apalagi kalau berita itu kita lanjutan.. ngeri kalau ternyata cuma hoaks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.