Tepat pada Hari Bela Negara, mulai hari ini akan berlaku Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2016 yang dibuat Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) dan disetujui Bank Indonesia. Pecahan uang rupiah baru ini memiliki dua jenis, yaitu kertas dan logam.
Menurut info dari PERURI dan Bank Indonesia (BI), untuk uang kertas, satu sisi merupakan Representasi Pahlawan dan lainnya merupakan Representasi Kebudayaan. Pahlawan akan terdiri dari dua belas (12) pahlawan yang diabadikan. Di sisi sebaliknya, representasi kebudayaan dalam bentuk benda mati, yang mana pada edisi pecahan uang rupiah baru ini diangkat kebudayaan dalam bentuk tarian.

Pada peluncuran hari ini, pemuda-pemudi PERURI menjadi “model” budaya tari dari representasi kebudayaan di tiap lembar pecahan uang rupiah baru tersebut.
Siapa aja sih pahlawan Indonesia yang ada pada pecahan uang rupiah baru ini? Ini dia daftarnya yang dirangkum di artikel pecahan uang rupiah baru sindonews.
1. Soekarno dan Mohamad Hatta yang muncul dalam pecahan uang rupiah kertas Rp100.000
2. Djuanda Kartawidjaja yang muncul dalam pecahan uang rupiah kertas Rp50.000
3. Gerungan Saul Samuel Jozias Ratulangi (Sam Ratulangi), yang muncul dalam pecahan uang rupiah kertas Rp20.000
4. Frans Kaisiepo yang muncul dalam pecahan uang rupiah kertas Rp10.000
5. Idham Chalid yang muncul dalam pecahan rupiah kertas Rp5.000
6. Mohammad Hoesni Thamrin yang muncul dalam pecahan rupiah kertas Rp2.000
7. Tjut Meutia yang muncul dalam pecahan rupiah kertas Rp1.000
8. I Gusti Ketut Pudja yang muncul dalam pecahan rupiah logam Rp1.000
9. TB Simatupang yang muncul dalam pecahan rupiah logam Rp500
10. Tjipto Mangunkusumo yang muncul dalam pecahan rupiah logam Rp200
11. Herman Johannes yang muncul dalam pecahan rupiah logam Rp100
Bagaimana dengan bahannya? Seperti biasa, namun bahan uang kertas Rp 100.000 yang dulu, yaitu polimer (plastik) akan diganti dengan bahan yang sama dengan pecahan uang kertas lainnya. Sebab, menurut PERURI pada kesempatan saya bertemu salah seorang karyawannya, bahan uang Rp 100.000 yang sekarang (dulu) itu polimer yang tidak cocok untuk negara tropis karena dapat meleleh pada kondisi tertentu. Terasa kan, ada uang kertas Rp 100 ribu yang berasa banget plastik, licin dan kaku, keras Rp 100 ribu merah berbahan berbeda dengan uang kertas lainnya?
Selain itu, ada poin lain yaitu soal “kedaulatan negara”. Hal ini karena security features merupakan aspek yang utama dalam pembuatan dan pemalsuan uang, yang mana dulu Indonesia memesan bahan dari Australia. Sedangkan, ada 3 faktor terkait pencetakan uang dari luar negeri, yaitu Australia tersebut. Yaitu, pertama, Kapasitas mesin yang dinyatakan oleh BI tidak sanggup menerima order pencetakan uang dalam jumlah besar pasca krisis 98. Kedua, Percobaan uang jenis baru, yaitu berbahan polimer. Ketiga, faktor politis pada masa itu. Informasi soal keuangan Indonesia dari sudut pandang PERURI bisa kamu download disini.
Pecahan uang rupiah baru sindonews yang menampilkan sosok 12 pahlawan (Soekarno dan Hatta di satu pecahan uang kertas) ini juga akan menggantikan uang lama yang beredar. Namun jangan khawatir, uang lama tetap berlaku dan tergantikan secara alamiah oleh uang pecahan baru ketika transaksi di perbankan mengeluarkan uang rupiah baru ini. Khusus untuk uang kertas Rp 100 ribu berbahan polimer yang saya sebutkan diatas, batas waktu penukaran hingga 31 Desember 2018, sehingga per-2019 uang ini sudah tidak lagi beredar di masyarakat.
Nah, segera tukarkan uang rupiah kamu ke uang rupiah baru yaa hehe..!
foto courtesy : pecahan uang rupiah baru sindonews dan @singgihsetiadi
Nice info Mas Unggul. Besok mau ke Bank mau nuker udah bisa belum ya ?