Berbicara restoran, tentu kita akan senantiasa melihat display produk menu-menu untuk menarik minat pelanggan. Gambar-gambar menu makanan dan minuman yang tersedia biasanya didisplay di standing banner, dinding restoran, dan juga pada lembar menu yang diberikan pelayan restoran.
Terkait dengan ini, seringkali ada joke, kalau di Indonesia, gambar makanan terlihat besar, pas disajikan dua kali lebih kecil. Sedangkan di luar negeri, gambar di menu kecil, pas disajikan ternyata ukurannya lebih besar, bahkan dua kali lipat. Hehehe.. ini terbukti di beberapa tempat, makanya beredar ungkapan ini. Tengok saja burger misalnya. Beda ‘kan antara gambar dan ukurannya, dengan hasil “asli” nya setelah dibawa ke hadapan kita? Dan teman-teman pembaca tentu punya banyak pengalaman lain.
Tapi kalau di Indonesia, biasanya lebih parah. Selain ukuran berbeda, misalnya pernah di sebuah Restoran S***ria, saya pesan nasi goreng kepiting. Sebab saya lihat ada beberapa mbak-mbak nan kurus di seberang meja, pesan Nasi Goreng Kepiting. Porsinya buanyak. Nah setelah disajikan, punya saya? Dengan bodi nyaris tiga digit, porsinya dikit banget. Gak standard.
Sedangkan mereka pada makan sedikit banget, paling-paling 1/4 nya sisanya dibiarin. Maklum, ala wanita, menjaga berat bodi mungkin dan seterusnya. Lengkap dengan gaya makan dimasukin ke mulut hati-hati seakan takut jatoh, dikunyah dikit2 dan nasi lebih lama diaduk-aduk daripada masuk ke mulut. Yach, kecewa berat.
Itu belum kita lihat kualitas rasa, bentuk penyajian alias penampakannya. Selalu tak seindah dan semenarik display. Juga belum melihat dari sudut pandang lain, misal kecepatan penyajian. Kadang malas makan di S***ria karena langsung bayar padahal makanan lum sampai. Ini ‘kan “posisi tawar” pelanggan lemah. Saya sih pengennya, kalau LAMA ya ditinggal hehe.. itu konsekuensi harusnya dari yang namanya “layanan”.
Nah, saya punya cerita lagi, kebetulan sempat dijepret nih makanannya. Alkisah dijepret di restoran ini, yaitu Barong Kafe (yuup kafe gitu loooh..) di bilangan PTC (Palembang Trade Center). Tentunya di kota Palembang.
Ketika mudik lebaran yang lalu (September 2010 / 1431 H), tapi bukan di hari-H ya ke ini restoran, disuguhilah saya dan keluarga menu. Yang terjadi adalah ini :
Kelihatan kan? Saya bandingkan apa yang disajikan di meja dengan yang ada di gambar. Menu yang saya pesan adalah Iga bakar apa gitu. Keliatan enak banget tuh di gambar menu. Keliatan empuk dan padat dagingnya. dengan sayur-sayur dan kilatan minyak2 yang menggugah selera.
Tiba dihadapan, dua onggok (tuh bahasanya udah kasar hehe..) tulang dengan sedikit daging bersama nasi. Porsinya pun lebih sedikit serta tak enak dipandang mata. Hhh… “Mantabh” benar ini kafe..
Eit, itu baru makanan. Lazim, ketika makan kita pesan minum. Nah, bersama adik, saya pesan dua buah minuman pada menu. Yang warna ijo dan oranye, di menu, orange lengkap dengan bubble-drink yang bulet-bulet berukuran kelereng. Biasanya ditambahkan soda dan susu. Tiba di meja, eng ing eng, jeruk manis diatasnya dikasih AGAR-AGAR di potong kecil-kecil manual.
Minuman kedua, Es Kacang Ijo dengan warna-warni topping es serut. Hasilnya, gak jauh beda dengan es yang kita beli di pinggir jalan. What a Cafe!
Di gambar bawah saya sandingkan persis dengan tampilan pada menu. Di kanan es kacang ijo dan menu dengan gambarnya, di kiri es apa itu saya lupa dengan gambar nya di menu. Paling parah kalau saya bilang yang es di kiri ini. Bayangkan saja, bubble-pop diganti jadi agar-agar dipotong2 kecil hehehe..
Ketika dikonfirmasi ke pelayan, sekaligus protes, tentu teman pembaca juga bisa menebak reaksinya. Si pelayan mesam-mesem saja. No words. Boro-boro minta maaf.
Mudah-mudahan, ketika tulisan ini dimuat, pihak manajemen Barong Kafe sudah memperbaiki diri sendiri, karena tidak mungkin se-Palembang Panas itu tidak ada yang protes selayaknya saya, yang biasanya adem ayem dan lemah lembut Hehehe..
Selain itu, jika warga palembang seleranya tidak terpuaskan, saya rasa, bukan hal yang mustahil kafe berfasilitas Karaoke Room yang sepertinya sudah punya beberapa cabang di berbagai tempat di Palembang, utamanya pusat perbelanjaan itu bangkrut. Walaupun sepenglihatan saya, masih banyak saja Wong palembang yang makan di tempat itu.
Yah gitulah padahal apa yang mereka lakukan bisa dibilang kebohongan!
Ga beripikir lebih panjang sehingga hal2 tsb bisa terjadi 🙂
Padahal marketing yang paling efektif dan paling murah adalah word of mouth!
Kalau saya “tidak pernah” berharap sama dengan yg ada di buku menu. Kenapa? Karena selalu-nya ya beda dengan gambar.. Sotosop punya barang.. hihi.. sudah di cantikin supaya buat orang selera..
Anyway, kalau saya mah cuma dua rasa makanan dilidah ini mas.. Makanan yg “Enak” dan “Yang Enak Sekali” hehehe.. ^_^
asik asik kunjungan balasan dari pak abe. Blogger senior idola sayah.. hehe.. thx pak dan komennya juga bagus, ga usah berharap yach..
paling ngga nanti tipsnya liat kiri kanan dulu hidangan orang2 sebelah seperti apa tampilannya baru tanya pelayan hehehe..
akhirnya kebuka juga ini blog.
kalo emang ke mall saya malas makan di tempat macam S itu. udah ketauan porsinya. mending ke fastfood sekalian, atau foodcourt. di situ masih lumayan.
btw itu kenapa ada lingkaran item di es-nya ya?! hehe
Jadi ingat ungkapan ini : “DON’T OVER PROMISE BUT UNDER DELIVER”
itu yang terjadi..
karena di menu adalah upaya marketing
ya seringkali begitu
nah kalo dimenu saya malah kebalikannya
foto sajian ayam goreng malah simpelan di menu ketimbang aslinya 😀
Nah! Itu baru wookeeeh.. !
haha..kalo hidangannya tak seindah menunya…apa gerangan terjadi?
yang trjadi banyak.. mungkin koki di belakang kurang training cara membuat, mungkin bahan2 abis tapi ga dibilang ke pelanggan.. mungkin juga memang aslinya tidak sesuai gambar menu, tapi d gambar mencomot dari website, di foto2 pas pertama bikin saja. Sengaja.
Banyak lah..
hehehe.. itulah endonesia prof 🙁
…hahaha…ada pepatah dari suatu restoran lokal yg sudah menasional…yang kira-kira isi pesannya…”terimakasih telah berkunjung…sampaikan berita kepada teman/kerabat untuk datang…dan simpanlah sendiri kalau rasa makanan tak nikmat”…perlu yayasan lembaga konsumen makanan/minuman di restoran/warung makan nih…hehehe…you are what you eat…