Sticker LINE Berbahaya Untuk Anak
Pakai LINE? Apa sih keunggulan aplikasi jejaring sosial satu ini? Tentu berbagai emoticon berbentuk “Sticker LINE” yang beragam dan lucu-lucu. Mulai dari tokoh kartun hingga artis populer. Semua mendulang rejeki bagi bisnis, juga bagi pemakai yang hepi dengan sticker nya untuk mengekspresikan diri ketika saling bersapa di dunia maya.
Namun ternyata, belakangan ini ada sticker-sticker yang menyasar segmen “Dewasa”, bahkan dalam konteks Indonesia, seharusnya segmen yang sudah MENIKAH. Ya, gambar-gambar lucu ini melukiskan aktivitas seksual yang menjurus dan berbahaya bagi anak-anak.
Padahal, anak-anak tidak dibatasi dalam memakai LINE. Dan sticker LINE pun, tidak membatasi penggunaannya, maupun sensornya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Karena ternyata LINE memiliki perwakilan Indonesia, maka netizen seperti Gioveny yang menyadari dampak serius dari sticker ini memulai Petisi online di CHANGE.ORG
Berikut ini petikan petisinya.
Hari ini saya membuka aplikasi LINE yang termasuk aplikasi favorit dan menarik karena selalu memberikan sticker-sticker gratis maupun berbayar. Saya juga sering mengunduh sticker-sticker tersebut, namun semakin saya perhatikan sticker LINE ini cenderung mendukung ke gambar-gambar dewasa yang tidak aman dan belum layak untuk anak-anak dan seharusnya anak-anak tidak melihat. Saya mengamati ini dari hasil ‘Popular Creator Sticker’ seperti sticker berjudul so much love, short couple problem, him & her, Lily & Marigold, romantic memories, love lasting forever, hugs and kisses yang termasuk dalam 50 popular creator sticker.
Data dari techinasia bulan September 2014 menyebutkan, 30 juta orang Indonesia gunakan LINE bahkan nomor dua di dunia. Techinasia melanjutkan Juli 2015, LINE miliki 216 Juta pengguna di dunia dan makin kuat di Indonesia. Saya sebagai pemerhati hak-hak anak melihat ini mengkhawatirkan karena berdasarkan hasil riset Chandra Marsono yang dipublish oleh dailysocial, mood bermain masih mendominasi segmen remaja awal atau usia anak yang menikmati LINE karena ada games yang dapat diakses melalui LINE. Hasil riset Chandra Marsono juga menyebutkan penggunaan LINE bertumbuh, karena LINE tidak hanya media komunikasi, tapi pengguna dapat memperbarui informasi.
Jika pihak pengembang LINE tidak menyaring konten-konten yang hadir termasuk sticker yang menjadi bonus menarik di dalamnya . Apa dampak yang terjadi pada anak-anak?
Yup, model bisnis LINE dengan creator stickernya, mungkin harus disesuaikan dan dibatasi untuk filter umur dan seterusnya. Atau? ada pendapat lain solusinya?
Kalau kamu mau, dan merasa ini tidak baik untuk anak, yuk, bisa juga tandatangani petisi ini disini
waaaah